Ikan Indonesia Mau Go Internasional? Yuk, Terapin CPIB Biar Nggak Ditolak!

Pingintau.id,- Bro, sista, pernah nggak kepikiran kenapa ikan hasil tangkapan Indonesia masih susah banget buat bersaing di pasar global? Padahal laut kita luas banget, ikannya juga berlimpah, tapi kok masih aja kalah sama produk dari negara lain? Nah, ternyata masalahnya bukan di jumlah atau jenis ikannya, tapi lebih ke cara kita nangkep dan ngerawat ikan sebelum sampai ke konsumen.

Salah satu tantangan terbesar datang dari Uni Eropa. Mereka ketat banget soal kualitas ikan. Kalau ada sedikit aja kesalahan dalam penanganan, langsung ditolak! Bayangin aja, udah capek-capek nangkep ikan di laut lepas, pas sampai ke tujuan malah nggak lolos standar. Sakit hati nggak, sih? Makanya, biar produk perikanan kita bisa bersaing, ada aturan penting yang wajib diterapkan: Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB).

CPIB ini bukan sekadar aturan iseng atau cuma buat bikin repot nelayan, tapi ini kunci buat memastikan ikan kita tetap segar, berkualitas, dan bisa diterima di pasar internasional. Jadi, kalau masih ada yang mikir, “Ah, ribet amat, yang penting dapet ikan banyak!”—nah, itu mindset yang harus diubah! Soalnya percuma juga nangkep banyak kalau akhirnya nggak laku dijual.

Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Lotharia Latif, sampe gregetan ngeliat kondisi ini. Beliau bilang, masih banyak nelayan dan pengusaha perikanan yang kurang paham soal pentingnya standar internasional dalam menangani ikan hasil tangkapan. Padahal, kalau dari awal udah benar cara ngurusnya, ikan kita bisa punya nilai jual yang lebih tinggi dan gampang masuk pasar global.

Coba bayangin, kamu beli ikan di pasar. Ada dua pilihan: ikan yang disimpan di es bersih dengan suhu terkontrol atau ikan yang ditumpuk begitu aja di lantai kapal tanpa pendinginan yang layak. Kamu pilih yang mana? Pasti yang lebih fresh, kan? Nah, di pasar internasional juga gitu. Mereka nggak mau beli ikan yang udah rusak kualitasnya karena penanganan yang asal-asalan.

Jadi, nggak cuma soal nangkep ikan sebanyak-banyaknya, tapi juga gimana cara nangkepnya, gimana nyimpennya di palka kapal, gimana suhu pendinginannya, sampai gimana kondisi awak kapal yang ngurus ikan itu. Semua ini berpengaruh langsung ke kualitas ikan yang kita jual. Kalau mau bisnis perikanan yang cuan dan bisa bersaing di level dunia, ya harus mulai peduli sama standar kayak gini.

Nah, selain penanganan yang bener, ada satu hal lagi yang super penting: sertifikasi. Banyak yang masih anggap remeh sertifikasi, padahal ini bukan sekadar formalitas buat pamer doang. Sertifikasi ini adalah bukti kalau ikan yang kita ekspor itu legal, bersih, dan diproses dengan cara yang benar.

Di Uni Eropa dan beberapa negara lain, mereka nggak bakal sembarang beli ikan kalau nggak ada sertifikatnya. Kenapa? Karena mereka takut dapet ikan dari hasil penangkapan ilegal atau yang ditangani dengan cara yang nggak higienis. Mereka nggak mau ambil risiko!

Makanya, kalau ada nelayan atau pengusaha perikanan yang masih males-malesan ngurus sertifikasi, coba deh dipikirin lagi. Jangan sampai kalah sama negara lain yang udah lebih dulu ngikutin aturan ini. Soalnya kalau kita telat, bisa-bisa pasar internasional udah dipenuhi sama produk dari negara lain, dan kita cuma bisa gigit jari.

Biar aturan ini nggak cuma jadi tulisan di kertas doang, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) udah ngebut kasih sosialisasi ke nelayan dan pelaku industri perikanan. Mereka nggak cuma kasih aturan terus ditinggal, tapi juga aktif bantu biar semua pihak bisa paham dan menerapkan standar ini dengan benar.

Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, bahkan udah menegaskan kalau sistem Penangkapan Ikan Terukur (PIT) ini bakal jadi jalan buat produk perikanan Indonesia makin diterima di pasar dunia. Kenapa? Karena sistem ini menjamin keberlanjutan, dari proses penangkapan sampai tahap ekspor. Jadi, nggak ada lagi cerita overfishing atau cara nangkap ikan yang ngawur dan merusak lingkungan.

Jadi, intinya, pemerintah udah ngasih jalan, tinggal kita mau ikut atau enggak. Kalau masih ngeyel pakai cara lama yang nggak sesuai standar, ya siap-siap aja kalah saing sama negara lain.

Sekarang, pertanyaannya: mau bisnis perikanan yang sukses atau mau terus-terusan ditolak pasar internasional? Kalau pilih sukses, ya harus mulai berbenah dari sekarang! Terapkan CPIB, urus sertifikasi, dan pastikan semua proses penangkapan ikan dilakukan dengan cara yang baik dan benar.

Pasar internasional tuh nggak cuma impian, tapi bisa jadi kenyataan kalau kita serius. Jadi, yuk bareng-bareng kita bikin produk perikanan Indonesia makin mendunia. Karena kalau bukan kita yang peduli sama kualitas ikan kita sendiri, siapa lagi?.[***]

Penulis: one/redEditor: red