Pingintau.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Indonesia merinci langkah-langkah strategis untuk menghadapi tantangan global pada tahun 2024, sambil memproyeksikan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas yang kuat. Tiga sektor utama yang menjadi fokus hilirisasi adalah industri berbasis agro, industri berbasis bahan tambang dan mineral, serta industri berbasis migas dan batubara.
Menurut identifikasi Kemenperin, beberapa kendala dan tantangan melibatkan dampak geoekonomi dan geopolitik, termasuk perlambatan pertumbuhan ekonomi global, depresiasi nilai tukar akibat kebijakan moneter negara maju, dan potensi konflik yang dapat mempengaruhi stabilitas kawasan.
Meskipun demikian, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan optimisme untuk tahun 2024. Ia memperkirakan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 5,80 persen, dengan kontribusi sekitar 17,90 persen terhadap PDB.
Sasaran ini didukung oleh proyeksi nilai ekspor industri pengolahan nonmigas sebesar USD193,4 miliar pada tahun 2024. Selain itu, nilai investasi diperkirakan mencapai Rp630,57 triliun, sementara penyerapan tenaga kerja di sektor ini diproyeksikan mencapai 20,33 juta orang pada tahun yang sama.
Untuk mencapai target-target tersebut, Kemenperin menetapkan sejumlah program prioritas pada 2024, termasuk restrukturisasi mesin dan/atau peralatan untuk industri tertentu, lanjutan hilirisasi sumber daya alam, dukungan untuk kebijakan ekonomi hijau, dan penumbuhan industri kecil menengah (IKM) rintisan berbasis teknologi.
Menperin juga menekankan upaya pemberian fasilitasi sertifikasi gratis kepada perusahaan industri dalam negeri, dengan fokus pada sektor alat kesehatan, pertanian, farmasi, permesinan, elektronika, dan sektor-sektor strategis lainnya.
Hasil positif dari upaya pemerintah untuk menekan tren de-industrialisasi terlihat dalam pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sejak tahun 2021, yang terus berlanjut hingga triwulan III-2023. Kontribusi sektor ini terhadap PDB mencapai 16,83 persen pada periode tersebut, menunjukkan bahwa Indonesia tidak mengalami de-industrialisasi.
Sementara nilai ekspor industri pengolahan nonmigas terus meningkat, mencapai USD171,23 miliar pada Januari-November 2023, dengan kontribusi sebesar 72,43 persen dari total ekspor nasional. Produk utama yang diekspor meliputi batubara, lemak dan minyak nabati, mesin dan alat-alat elektronika, produk kimia, dan nikel.
Realisasi investasi di sektor ini hingga triwulan III-2023 juga mencapai Rp413,05 triliun, menunjukkan pertumbuhan sebesar 20,41 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Kemenperin meyakini bahwa Indonesia dapat terus beradaptasi dan tumbuh di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan.(***)