Pingintau.id – Ditjen Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menggelar Festival EOR (Enhanced Oil Recovery) 2022 guna membangkitkan pengusaha dalam meningkatkan produksi minyak.
Festival ini merupakan ajang pengakuan dari pemerintah dan industri migas nasional kepada kontraktor kontrak kerja sama (K3S) dan technology provider atas upaya-upaya yang telah dilakukan dalam implementasi teknologi EOR.
Kegiatan yang dapat disertakan dalam festival ini adalah kegiatan implementasi teknologi EOR yang telah berhasil dilaksanakan, baik pada skala laboratorium maupun pada skala lapangan. Implementasi lapangan mencakup skala sumuran yang merupakan bagian dari rencana implementasi full field dan skala antarsumur di mana minimal terdapat satu sumur injeksi dan satu sumur produksi.
Berikut Teknologi EOR yang dapat diikutkan dalam festival:
1. Teknologi injeksi kimia menggunakan polimer, surfaktan, dan alkalin secara tunggal atau perpaduan dua atau tiga bahan kimia tersebut.
2. Teknologi injeksi gas yaitu proses pendesakan minyak dengan fluida gas. Gas yang umum digunakan adalah gas CO2, N2, LPG, dan flue gas. Injeksi gas untuk pressure maintenance tidak termasuk dalam kategori ini.
3. Teknologi injeksi panas yaitu proses pengurasan minyak pada reservoar minyak berat dengan viskositas tinggi. Panas dapat disuplai dari luar reservoar melalui injeksi uap panas atau air panas atau dapat dibangkitkan dalam reservoar itu sendiri melalui pembakaran.
4. Teknologi microbial enhanced oil recovery (MEOR) yaitu penggunaan mikroba untuk peningkatan pengurasan minyak.
5. Teknologi EOR nonkonvensional di antaranya advanced waterflood, vibroseismik, dan lainnya.
Pelaksana Tugas Kepala Balai Besar Pengujian Migas LEMIGAS yang juga Sesditjen Migas Setyorini Tri Hutami menyampaikan, maksud penyelenggaraan Festival EOR 2022 adalah mendorong percepatan implementasi teknologi EOR secara masif dalam rangka peningkatan cadangan dan produksi minyak nasional.
“Peserta festival terbuka untuk seluruh KKKS yang beroperasi pada wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi di Indonesia dan technology provider, bisa perusahaan ataupun lembaga lain yang melakukan riset atau kegiatan EOR yang menyediakan teknologi EOR untuk aplikasi di lapangan-lapangan minyak Indonesia,” ungkap Setyorini seperti dalam keterangan resmi Kementerian ESDM.
Sebagai informasi, tujuan Festival EOR 2022 adalah memberikan apresiasi atas upaya-upaya implementasi EOR yang telah dilakukan oleh KKKS dan technology provider, sekaligus ajang sharing best practices dan lessons learned bagi para stakeholders dalam pengembangan dan implementasi teknologi EOR. Kategori award yang diberikan dalam Festival EOR 2022 ini terdiri atas EOR Achievement Award (atau Field EOR Award) dan EOR Innovation Award (Lab EOR Award) yang seleksinya akan dilakukan sampai pertengahan Agustus 2022. Dalam proses seleksi, dewan juri bersifat independen dan jika dimungkinkan akan dilakukan evaluasi dan kunjungan lapangan.
Kisah Sukses EOR di Indonesia
Di Indonesia sendiri tercatat telah mengalami dua kali peak production minyak bumi pada tahun 1977 dan 1995. Peak production tahun 1995 menjadi catatan khusus lantaran merupakan hasil implementasi pengurasan tahap lanjut, dengan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tutuka Ariadji pada Launching Festival EOR, Selasa 17 Mei 2022. “Kita punya success story implementasi teknologi EOR yang menjadi rujukan industri migas global yaitu implementasi teknologi EOR steamflood di Lapangan Duri di mana EOR Steamflood Duri adalah contoh ideal bagaimana sebuah proyek EOR dikelola,” ujar Tutuka.
Dipaparkan Tutuka, persiapan implementasi EOR steamflood Duri dilakukan segera setelah puncak produksi primary recovery dicapai dengan recovery factor hanya sekitar 7%. Setelah fase persiapan, kemudian dilanjutkan dengan EOR steamflood pilot huff & puff.
“Pembelajaran dari keberhasilan pilot huff & puff, kemudian menjadi modal dalam implementasi EOR steamflood skala lapangan yang dimulai tahun 1985 pada Area 1,” tuturnya.
Tutuka pun berharap, kisah sukses EOR di Lapangan Duri di menjadi pembelajaran bagi dunia migas Indonesia. Meski keberhasilan EOR steamflood Duri tidak terlepas dari volume oil in place yang demikian besar serta tidak dimiliki lapangan-lapangan minyak lainnya, namun yang perlu digarisbawahi dari kesuksesan ini adalah dibutuhkan konsistensi dalam menyiapkan sebuah proyek EOR dari fase ke fase.
Mulai dari persiapan dengan studi dan lab, pilot, full field implementation secara bertahap dibarengi dengan program surveillance untuk terus melakukan efisiensi dan continues improvement agar bisa terus perform dalam situasi naik turunnya harga minyak.
Walaupun sejauh ini belum ada lagi implementasi EOR skala full field, sudah cukup banyak kegiatan-kegiatan implementasi EOR yang dilakukan pada skala pilot di lapangan dan skala laboratorium.
Berbagai implementasi skala sumuran dan antarsumur telah dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di sejumlah lapangan minyak dan memberikan indikasi kenaikan produksi. Sejumlah metode EOR yang telah terbukti berhasil pada skala laboratorium juga banyak ditawarkan oleh para technology provider.
Tutuka juga berharap agar pelaksanaan Festival EOR 2022 dapat menjadi momentum untuk mendorong percepatan implementasi teknologi EOR secara masif dalam rangka peningkatan cadangan dan produksi minyak nasional.
“Secara nasional, masih terdapat sekitar 60% dari isi awal minyak di tempat atau setara 40 miliar barel minyak masih tertinggal dalam reservoir setelah pengurasan primer dan sekunder. Jumlah ini merupakan target potensial implementasi teknologi EOR. Jika 10% saja dari target EOR tersebut dapat kita ambil, maka akan sangat berarti bagi upaya peningkatan produksi minyak nasional,” jelas Tutuka.
Kegiatan ini juga dapat menjadi ajang konsolidasi kegiatan-kegiatan EOR yang telah dilakukan dan mendapatkan terobosan-terobosan baru dalam aspek teknis dan komersial untuk mendorong implementasi teknologi EOR secara masif dalam berbagai bidang. Infopublik (***)