Pingintau.id, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengadakan Talkshow Ramadan Antikorupsi dengan menghadirkan Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dan Pimpinan KPK, Fitroh Rohcahyanto, sebagai narasumber. Acara yang berlangsung di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi pada Rabu (12/3/2025) ini membahas nilai-nilai agama dalam upaya pemberantasan korupsi.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Agama mengungkapkan bahwa dirinya telah menulis buku berjudul Teologi Korupsi, yang mengupas berbagai bentuk korupsi sejak zaman para nabi. Ia menegaskan bahwa semua agama menentang korupsi, dan dalam Islam, larangan serta dampak korupsi telah banyak dibahas dalam Al-Qur’an serta kisah-kisah para nabi.
Salah satu contoh ketegasan dalam melawan korupsi yang disampaikan Menag adalah sikap Nabi Muhammad SAW ketika mengetahui putrinya, Fatimah, menggunakan kalung dari harta rampasan perang (Ghanimah). Nabi menegur Fatimah dan memerintahkan agar kalung tersebut dikembalikan. Bahkan, Nabi SAW mengeluarkan pernyataan tegas, “Demi Allah, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangannya.”
Selain itu, Menag juga mengisahkan kepemimpinan Umar bin Khattab yang menolak sajadah mewah dari Gubernur Kufah karena merasa tidak pantas menerima hadiah sementara masih banyak rakyat yang hidup dalam kesulitan. Keteladanan serupa juga diperlihatkan oleh Umar bin Abdul Aziz yang mematikan lampu kantor saat anaknya datang membawa urusan pribadi, karena ia tidak ingin menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi.
Menag menekankan bahwa selama 12 tahun menjadi pejabat di Kementerian Agama, ia berusaha berhati-hati dalam menggunakan fasilitas negara. Ia bahkan memilih untuk tidak tinggal di rumah dinas agar tidak menggunakan sumber daya negara untuk kepentingan pribadi.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa upaya pemberantasan korupsi bukan hanya tentang penegakan hukum, tetapi juga tentang menjaga keberkahan dalam hidup. Menurutnya, harta yang melimpah tidak akan membawa kebahagiaan jika diperoleh dengan cara yang tidak halal.
“Kita tidak butuh kekayaan yang berlimpah jika akhirnya hanya membawa masalah. Hidup sederhana namun penuh keberkahan jauh lebih menenteramkan. KPK bukan sesuatu yang harus ditakuti, justru menjadi pengingat agar kita menjalani hidup yang lebih baik dan bermakna,” tutupnya.[***]