Pingintau.id – Dzikir atau mengingat Allah merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Banyak umat muslim meyakini bahwa dzikir adalah salah satu cara terbaik untuk membersihkan hati dari berbagai kotoran batin, seperti kemarahan, kebencian, dan kesedihan.
Pertanyaannya, benarkah dzikir dapat menjadi pembersih hati? Dan, apakah ada dalil dari hadits atau sunnah yang mendasarinya?
Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir, seperti orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Muslim).
Dari hadits ini, jelas bahwa dzikir memberikan kehidupan batin bagi seorang hamba, sebagaimana tubuh yang memerlukan makanan, hati pun memerlukan dzikir untuk tetap hidup dan bersih.
Selain itu, dalam Al-Quran Allah berfirman: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).
Dzikir menjadi sarana untuk mencapai ketenangan jiwa, menenangkan hati yang gundah, serta membersihkan hati dari pengaruh negatif dunia.
Dzikir yang rutin dan penuh kesadaran dapat menjadi benteng dari penyakit hati seperti riya, sombong, iri, dan dengki.
Dalam banyak riwayat, dzikir juga menjadi salah satu amalan yang mendatangkan rahmat Allah dan mencegah gangguan syaitan.
Dengan begitu, berdasarkan hadits dan ayat Al-Quran, dzikir memiliki peran besar dalam membersihkan hati.
Rasulullah SAW juga sering mengajarkan kepada para sahabat untuk selalu memperbanyak dzikir, terutama setelah sholat.
Dzikir-dzikir seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, dan La ilaha illallah sangat dianjurkan untuk terus diulang sebagai pembersih hati dan penyejuk jiwa.
Kesimpulan
Dzikir bukan hanya amalan sunnah, tetapi juga jalan untuk meraih kebersihan hati dan ketenangan jiwa, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam berbagai hadits. Mari kita perbanyak dzikir, karena dengan mengingat Allah, hati kita akan lebih bersih, hidup, dan tenteram.(***)