Ragam  

Dikisahkan dalam Serial HBO “The Last of Us”, Fenomena Jamur Penyebab Serangga jadi Zombie , Ini Komentar Periset BRIN

Pingintau.id,- Pada sebuah latar yang menggambarkan situasi Jakarta, film yang diadopsi dari sebuah video game ini banyak mengundang tanya. Fenomena wabah mirip zombie akibat ulah jamur yang dikisahkan dalam serial HBO The Last of Us cukup memberikan kengerian.

Peneliti bidang mikologi (jamur) mengungkap bila fenomena tersebut telah terjadi pada hewan serangga. Mungkinkah kondisi tersebut akan pula terjadi pada manusia?

Dalam sebuah ulasan pada BRIN Insight Every Friday (BRIEF)  ke-75 yang bertajuk Mycology, Dibalik Serial The Last of Us, Iwan Saskiawan, Periset pada Pusat Mikrobiologi Terapan Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)  menjabarkan fenomena unik tersebut.

Spora  jamur yang berukuran mikroskopis saat jatuh di tempat yang tepat (memenuhi kebutuhan nutrisinya) akan berkembang menjadi hifa dan perkembangan selanjutnya menjadi micellium, terang Iwan, pada Jumat (12/05).

Fenomena unik dari The Last of Us tak lepas dari kasus infeksi spora pada tubuh semut. Apa yang sebenarnya terjadi?

Di alam, fenomena tersebut terjadi akibat infeksi spora yang terjadi pada semut. Semut jenis Camponotini yakni Camponotus ligniperda ternyata menjadi inang yang baik bagi sebuah jenis jamur bernama Jamur Semut (Ophiocordiceps unilateralis) yang juga dikenal sebagai semut zombie. Hal ini karena bila kita lihat penampakan dari semut yang telah terinfeksi jamur tersebut, akan terlihat bentuk yang cukup aneh dan seram. Dimana jamur telah tumbuh pada tubuh semut tersebut dan membunuhnya secara perlahan.

Kejadian horor tersebut bermula dari semut yang terinfeksi spora jamur. Saat spora jamur mulai masuk dalam tubuh semut. Senyawa aktif pada jamur akan menguasai otak semut. Saat sistem sarafnya telah dikuasai jamur, semut akan mulai  gelisah dan berubah perilakunya. Jamur yang mulai bertumbuh pada semut terus memerintahkan semut untuk pergi ke bawah daun dan menggigitnya.

Selanjutnya, saat semut mulai mati, tubuh buah mulai bertumbuh pada  tubuh semut dan terus membesar. Akhirnya jamur akan menyebarkan sporanya ke tanah dan menginfeksi semut-semut lainnya. Kejadian ini pun akan terus berulang.

Jamur seperti itu tergolong entomopatogenik, yakni jamur yang hidup sebagai patogen pada serangga. Keistimewaan jamur ini dapat menginfeksi serangga dengan cara masuk ke dalam tubuh serangga inang melalui kutikula, saluran pencernaan dan spirakel, jelas Iwan.

Meskipun demikian, berbagai peran jamur di alam sangat besar. Fungsinya terutama sebagai dekomposer, bahan pangan (edible mushroom), minuman berbasis jamur, bahan cosmeticeutical. Bahkan dilaporkan beberapa manfaat dari jamur juga telah banyak digunakan sebagai nutraceutical, pungkas Iwan.[***]/brin