Pingintau.id -Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) melakukan restocking puluhan ribu ikan endemik di sungai Sangolan, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Aksi ini sebagai upaya menjaga ikan endemik dari kepunahan sekaligus menjamin ketahanan pangan di masa depan.
Kegiatan ini sejalan dengan semangat Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, bahwa kegiatan penangkapan ikan harus dilakukan secara terukur agar selaras dengan prinsip ekonomi biru yang berkelanjutan.
Restocking dilakukan secara simbolis oleh Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar bersama Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto.
Turut hadir mendampingi Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan I Nyoman Radiarta, Kepala Pusat Riset Perikanan selaku National Project Coordinator IFish, Yayan Hikmayani, Kepala Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBRSEKP) Rudi Alek, dengan dibantu Penyuluh Perikanan Satminkal BPPP Medan di Kabupaten Kampar. Ikan yang ditebar antara lain 10.000 ekor benih ikan mahseer (semah/dewa) dan 80.000 ekor benih ikan baung.
Pada kesempatan ini, Antam menegaskan bahwa KKP mengajak seluruh masyarakat agar mulai memikirkan jangka panjang terkait nasib sumber daya ikan, khususnya ikan-ikan lokal di Indonesia yang mulai punah, seperti yang terjadi di Kampar, yaitu pada ikan semah dan ikan baung.
“Yang harus kita pikirkan, jangka panjang, kita pelihara, kita harus memijahkan, agar disegerakan. Saya meminta agar BRSDM dapat berkoordinasi, bekerja sama dengan BRIN, bagaimana caranya, di Kampar, Kapuas, Musi, untuk ikan-ikan endemik ini bisa dikembangbiakkan oleh masyarakat,” jelas Antam saat menyampaikan sambutan pada kegiatan restocking di depan masyarakat Kampar.
Antam juga meminta bantuan dari pemerintah daerah melalui Bupati Kampar agar dapat senantiasa memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan di Kampar.
“Mohon bantuan Bapak Bupati, kita bisa libatkan tokoh agama, kita menangkap dari alam, jadi harus menyayangi alam, penangkapan ikan tidak boleh pakai stroom, racun, maupun bom,” tegas Antam.
Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta menambahkan bahwa kegiatan restocking ini mendukung program prioritas Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam hal pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.
Nyoman menjelaskan, Sungai Kampar memiliki keragaman jenis ikan yang tinggi. Tahun 2010, sekitar 58 jenis ditemukan di Sungai Kampar Kanan dan 86 jenis ditemukan di Sungai Kampar Kiri dan salah satunya ikan baung. Namun keanekaragaman jenis ikan tersebut menurun sebanyak 42% dan pada 2015 hanya teridentifikasi sebanyak 36 spesies.
“Hal itu disebabkan banyaknya kegiatan penangkapan yang melebihi daya dukung Sungai Kampar itu sendiri. Langkah strategis ( restocking ) ini guna memastikan dan menjaga keberadaan stok ikan-ikan tersebut di sungai endemik mereka,” jelas Nyoman.
Sebagai informasi tambahan, dari hasil kajian stock assesment ikan baung di Sungai Kampar di tiga lokasi sampling yaitu Desa Buluh Cina (danau), Kabupaten Kampar, Desa Maktedoh (rawa banjiran), Kabupaten Pelalawan, Desa Meranti (sungai kampar), Kabupaten Pelalawan menunjukkan bahwa tingkat eksploitasinya sudah diangka 0,81 lebih besar dari 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat eksploitasi sudah over fishing. Dengan demikian, perlu upaya menurunkan kegiatan penangkapan ikan serta pemulihan sumber daya ikan baung.
Sementara itu, FAO Representative Indonesia and Timor-Leste, Rajendra Aryal berharap kegiatan yang merupakan kerja sama antara KKP dan FAO dengan pendanaan dari
Global Environment Facility (GEF) di Kampar ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
Menurut Rajendra, kegiatan ini juga mendukung isu-isu pada ajang G20 di Indonesia. Ini menjadi bukti nyata bagi dunia, menjadi kesempatan untuk menunjukkan bahwa Indonesia memiliki program dan perhatian khusus pada keberlanjutan perikanan.
Kegiatan restocking dihadiri juga oleh sejumlah jajaran Eselon II KKP, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kampar, serta Forkopimda Riau.[***]